HARIFUDDIN langsung menggendong dan memeluk jasad anaknya, Ajwad Akbar Halim, saat Tim SAR mengevakuasinya dari Sungai Mahakam ke daratan.
Raut wajah sedihnya tak bisa disembunyikan. Menggambarkan seolah dia tak percaya, jika anak laki-laki kesayangannya yang tenggelam dan ditemukan itu sudah tak bernyawa oleh Tim SAR, Minggu (12/2/2024) pagi. Karena yang diketahuinya, anaknya memang tak bisa berenang dan sebelumnya tidak pernah keluar rumah.
Seakan tidak ingin terpisah, Harifuddin pun terus mengikuti ke mana kantung jenazah anaknya tersebut dibawa oleh Tim SAR Gabungan, hingga ke rumahnya di Jalan Sultan Alimuddin. “Dia anaknya pendiam, kalau pulang sekolah langsung pulang dan tidak kemana-mana,” ucap Harifuddin lirih.
Dengan masih menyimpan kesedihan yang mendalam, Harifuddin tetap menceritakan, malam sebelum kejadian tersebut kepada Busam.id. dituturkannya, mendiang Ajwad sudah menunjukkan beberapa perilaku yang berbeda dari biasanya, seperti meminta martabak dan pulang hingga larut malam.
“Waktu pulang dari masjid usai salat Magrib, ketika baru membuka pintu rumah, dia (korban, Red) langsung bilang “belikan martabak”, saat dia minta itu seperti memohon betul,” ceritanya.
Bahkan, demi ingin makan martabak tersebut, Ajwad rela tidak dikasih uang jajan sekolah. Karena rasa empati dari sang ayah, Harifuddin pun memberikannya uang untuk membeli martabak dan terang bulan sesuai yang diinginkan mendiang Ajwad.
“Tidak apa-apa jika tidak dikasih jajan, yang penting saya bisa makan martabak malam ini,” ucap Harifuddin menirukan perkataan anaknya.
Dan akhirnya bersama dirinya dan tantenya, Ajwad kemudian makan martabak, tanpa melupakan untuk menyisakannya untuk sang kakak. “Usai makan martabak, dia langsung berangkat ke masjid lagi untuk menunaikan salat Isya,” ujarnya.
Hal yang tidak biasa kembali terjadi, lanjut Harifuddin, biasanya selesai salat Isya Ajwad langsung pulang, namun kali ini hingga sekitar pukul 21.30 Wita pada malam itu, ajwad baru pulang ke rumah. Ketika ditanyakan ke Ajwad, dia menjawabnya “Saya main ke rumah teman, enak main disana,” tiru Harifuddin lagi.
Ia juga menyampaikan, ketiga temannya yang ke lokasi kejadian yakni lokasi Ajwad tenggelam, bukanlah teman sekolah Ajwad, melainkan teman yang dikenalnya di masjid. “Saat menuju ke lokasi kejadian, awalnya ia menggunakan sepeda, tapi saat itu ia kembali dan memarkirkan sepedanya di rumah dan berangkat lagi dengan berjalan kaki,” katanya.
Kini Ajwad sudah tenang di alamnya, Harifuddin mengaku hanya bisa pasrah menerima keadaan. “Saya tidak menyalahkan siapapun atas kejadian ini, saya ikhlas menerimanya dan memang ini semua keinginan anak saya,” tutupnya. (zulkarnain)
Editor: M Khaidir