Samarinda, Busam.ID – Kasus kebakaran di Kota Samarinda sepanjang tahun 2025 mengalami penurunan signifikan. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kota Samarinda mencatat sebanyak 185 kejadian kebakaran, turun sekitar 30 persen dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 266 kejadian.
Kepala Disdamkarmat Kota Samarinda, Hendra AH, mengatakan penyebab kebakaran terbanyak masih didominasi korsleting listrik atau arus pendek. Selain itu, kebakaran juga kerap dipicu oleh kompor yang ditinggalkan serta kebocoran gas elpiji.
“Faktor kelistrikan masih menjadi penyebab utama kebakaran di Samarinda,” ujar Hendra.
Meski angka kejadian menurun, Hendra menyoroti masih minimnya sistem keselamatan pada sejumlah bangunan, khususnya bangunan publik seperti ruko. Dalam beberapa kasus, bangunan tidak dilengkapi pintu darurat sehingga menyulitkan penghuni menyelamatkan diri dan berpotensi menimbulkan korban luka hingga meninggal dunia.
Ke depan, Disdamkarmat Samarinda menekankan pentingnya upaya mitigasi dan pengurangan risiko kebakaran. Penanganan kebakaran tidak hanya dilakukan secara reaktif saat kejadian, tetapi harus dimulai dari hulu melalui sosialisasi, edukasi, dan simulasi kepada masyarakat.
“Kesadaran terhadap bahaya kebakaran masih perlu ditingkatkan. Banyak warga belum menyediakan alat pemadam api ringan dan menganggap sepele tanda awal kebakaran,” jelasnya.
Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Disdamkarmat Samarinda juga meningkatkan kewaspadaan. Masyarakat diimbau tidak menyalakan kembang api atau petasan di sembarang tempat, mengingat sejumlah kebakaran pada momen pergantian tahun sebelumnya dipicu permainan kembang api dan air mancur.
Untuk mengantisipasi potensi kebakaran selama Nataru, sebanyak 175 personel Damkar disiagakan di sejumlah posko. Disdamkarmat memastikan kesiapsiagaan penuh demi menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat selama perayaan akhir tahun. (zul)
Editor: M Khaidir
