Hetifah Ajak Guru Kuasai Teknologi AI untuk Transformasi Pendidikan

Busam ID
Hetifah saat memberikan sambutan dalam kegiatan “Pemanfaatan AI dalam Pembelajaran: Strategi dan Best Practice untuk Guru” di Fugo Hotel, Rabu (29/10/2025), foto by Adit/Busam.ID

Samarinda, Busam.ID – Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menegaskan pentingnya penguasaan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) bagi para guru di era digital. Menurutnya, AI bukan ancaman, melainkan peluang besar untuk memperkuat kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di Kalimantan Timur.

Pernyataan itu disampaikan Hetifah dalam kegiatan “Pemanfaatan AI dalam Pembelajaran: Strategi dan Best Practice untuk Guru” di Fugo Hotel, Rabu (29/10/2025), yang diikuti lebih dari 100 guru se-Kota Samarinda. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Komisi X DPR RI dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

“Indonesia menempati posisi keempat secara global dalam adopsi AI. Sebanyak 87 persen masyarakat Indonesia sudah menggunakan AI untuk bekerja, dan 83 persen untuk meningkatkan produktivitas,” ucapnya.

Ia menegaskan, AI akan menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan nasional, namun bukan untuk menggantikan peran guru.


“Manfaatkan AI untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Jadikan AI sebagai asisten yang mempermudah tugas kita dengan memberikan ide-ide kreatif,” tambahnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltim Armin, menilai tema kegiatan ini sejalan dengan arah transformasi pendidikan di daerah.


“Guru profesional yang mampu memanfaatkan AI akan bisa menciptakan proses belajar yang lebih adaptif dan menyenangkan. Namun, penggunaan AI harus tetap menjunjung tinggi kreativitas dan etika moral,” katanya.

Senada dengan hal itu, Wiwik Setiawati, Kepala Balai Guru Penggerak (BGTK) Kaltim, mengingatkan para guru agar tidak takut terhadap kemajuan teknologi.


“AI bukan ancaman, tetapi alat bantu yang memudahkan pekerjaan mendidik. Profesi guru itu mulia, dan AI tidak akan bisa menggantikan sentuhan manusia,” ujarnya.

Sementara itu, Thamrin Kasman, Widyaprada Ahli Utama Direktorat SMP, menyampaikan tiga hal penting soal penggunaan AI.

“Pertama, jika kita tidak memahami AI, kita bisa menjadi korban karena sulit membedakan mana yang asli dan palsu. Kedua, gunakan AI secara bijak agar tidak merugikan orang lain. Ketiga, manfaatkan AI untuk memudahkan pekerjaan dan memberi maslahat bagi banyak orang,” jelasnya.

Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber nasional di bidang teknologi dan pendidikan, seperti Hanif Fakhrurroja(Profesor Riset BRIN), Noris Rahmatullah (Direktorat SMP), dan Dedi Priansyah (Trainer Koding AI dan Deep Learning).

Hetifah berharap melalui pelatihan seperti ini, guru-guru di Kaltim mampu menjadi pionir dalam penerapan pembelajaran berbasis teknologi.


“Pemanfaatan AI harus menjadi bagian dari transformasi pendidikan kita menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.(Adit)

 

Editor: M Khaidir

Baca berita BusamID seputar Kaltim, Samarinda dan lainnya melalui Google News

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *