Samarinda, Busam.ID – Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, David Masjhoer menyatakan siap mundur dari jabatannya, jika hasil audit menganggap dirinya tak cocok menjabat sebagai Direktur RSUD berplat merah tersebut.
“Saya ini cuma diperintahkan kalau dari rekomendasi, Direktur tidak cocok kemudian minta diganti saya siap saja, saya tidak akan mempertahankan jabatan ini,” ujarnya, Jumat (19/7/2024).
Pernyataannya tersebut untuk menanggapi tim audit bentukan Pj Gubernur Kaltim yang akan bekerja untuk mengaudit RSUD AWS. Yakni kematian bayi 6 bulan karena diduga lamban pelayanan dan penetapan tersangka 3 pegawai RSUD. Dikatakannya dengan tegas, dirinya sangat terbuka untuk diaudit dan mediasi terkait kedua kasus itu.
“Pertemuan ini adalah langkah lanjutan untuk dua kasus itu, tujuannya adalah mengaudit kembali pelayanan di AWS dan memastikan semuanya sesuai SOP,” jelasnya.
Dijelaskannya, kasus kematian bayi telah dilaporkan ke pihak berwajib dan pihaknya akan mengikuti proses hukum yang berlaku. “Kami terbuka untuk mediasi jika diminta, namun kami lebih memilih jalur hukum untuk menyelesaikan kasus ini secara jelas,” tegasnya.
David juga menjelaskan kronologi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan langkah yang diambil untuk menindaklanjuti temuan tersebut. “Temuan BPK tahun 2022 telah ditindaklanjuti, termasuk kasus penipuan yang ditemukan dalam audit,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa sistem pemberian Tunjangan Penambahan Penghasilan (TPP) di RSUD AWS telah ada sebelum ia menjabat dan telah dilakukan beberapa perubahan. “Data pegawai penerima TPP yang diajukan memang benar,” jelasnya.
David berharap dengan audit dan langkah lanjutan terseut, semua pihak dapat mengetahui fakta yang sebenarnya dan menyelesaikan kedua kasus ini dengan adil. (zul)
Editor: M Khaidir
