Samarinda, Busam.ID – Di sela kegiatan penyerahan remisi kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIA Samarinda, sejumlah narapidana melakukan demo pembuatan topi koboi, kopiah dari bahan limbah plastik serta melukis di atas kaca dan kain kanvas, pada Rabu (16/8/23).
Usai penyerahan remisi kepada narapidana, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mendatangi warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang memiliki keterampilan.
Wakil Gubernur yang didampingi oleh Kakanwil Samarinda, Danrem 091/ASN serta Kepala Lapas Kelas II A langsung memborong hasil kerajinan WBP tersebut.
Topi koboi dan kopiah yang dibeli Wagub kemudian dibagikan kepada awak media.
Sementara hasil karya berbentuk sepeda motor terbuat dari kayu bekas, digunakan untuk pribadi.
“Kalau ini (replika sepeda motor) saya bawa pulang,” ucap Hadi Mulyadi sambil diiringi gelak tawa undangan dan media.
Hadi Mulyadi mengapresiasi hasil kerja WBP yang memiliki nilai jual, sehingga ke depannya setelah bebas dari Lapas bisa dijadikan sebagai mata pencarian WBP bersangkutan.
“Alhamdulillah itu luar biasa. Dengan menggunakan tali dari kantong plastik, ternyata bisa menjadi hasil karya yang memiliki nilai jual,” komentar sang Wagub.
Tidak lupa Hadi Mulyadi mengucapkan terimakasih kepada Kepala Lapas Kelas II A Samarinda atas partisipasi yang diberikan, sehingga WBP memiliki keterampilan positif.
“Saya yakin, kalian belum tentu bisa membuat hasil karya seperti yang dibuat oleh WBP di sini,” ucap Hadi disambut geer awak media.
Salah seorang narapidana kasus Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) yang menerima hukuman selama 9 tahun itu, mengaku memperoleh ilmu merajut berkat ajaran dari petugas Lapas.
“Saya di sini (Lapas-Red) sudah 3 tahun, ilmu merajut topi, tas dan lainnya ya dari Lapas sini. Bahan bakunya juga mudah didapat yakni kantong plastik ukuran besar yang kemudian dipotong dan dibentuk menjadi sebuah tali,” terang WBP bernama Apong.
Apong mengatakan, untuk membuat satu karya dirinya menghabiskan waktu hingga tiga minggu. Hasil karyanya itu dijual dengan harga kisaran Rp 50 ribu sampai Rp 350 ribu.
“Sekitar 20 buah sudah laku terjual, ditambah lagi Pak Wagub tadi memborong ya bertambah lagi yang terjual,” ungkapnya.
Apong bertekad setelah bebas nanti akan terus berkarya sehingga dapat menambah penghasilan yang akan digunakan di kehidupannya kelak. (Zul)
Editor : A Risa