Orang Utan Berukuran Besar Resahkan Kelompok Tani di Tanah Merah Samarinda

Busam ID
Petugas BKSDA saat meninjau lokasi keberadaan orang utan yang meresahkan kelompok tani, Rabu (31/7/2024). Foto by Zulkarnain

Samarinda, Busam.ID – Kelompok Tani yang tinggal di bekas galian tambang kawasan Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara mengaku resah akan kemunculan orang utan yang berukuran cukup besar.

Orang utan tersebut terpantau berjumlah tiga ekor, 1 diantaranya sudah berusia dewasa sedangkan 2 ekor lainnya masih kecil tersebut terlihat jelas, Selasa (30/7/2024) sore sekitar pukul 17.40 Wita. Mereka bergelantungan di pohon serta merusak tanaman pohon pisang milik salah seorang anggota Kelompok Tani.

Rifadin (49) saat ditemui Busam.ID mengatakan, awal mulanya ia mendengar suara kayu yang dipatah saat dirinya berada di depan pondoknya. “Saat keluar rumah, saya melihat 2 ekor yang masih kecil dan ketika di sisi bagian atas pohon ada satu ekor lagi yang berukuran seperti pintu rumah memakan pucuk pohon tersebut,” ucap Rifadin, Rabu (31/7/2024).

Rifadin mengaku orang utan tersebut sudah dua kali melihatnya, beberapa waktu lalu saat sedang menyeberang jalan tidak jauh dari pondoknya. Orang utan tersebut kerap terlihat di beberapa lokasi, dan kemungkinan membuat sarang di tiga titik di atas pohon yang berada di kawasan paling tinggi.

“Terkadang kalau malam hari terdengar suara seperti auman, jika dekat berarti dia tidur di atas gunung dekat pondok kami, tapi jika terdengar kecil suara aumannya, berarti di gunung sebelah sana lagi,” ucapnya.

Ia mengaku resah dan berharap pihak terkait dapat memindahkannya ke tempat lain yang jauh dari aktivitas masyarakat.
Sementara pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim yang tiba di lokasi masih melakukan pemantauan di mana lokasi pasti tempatnya tidur.

“Tindakan awal kita observasi dulu untuk memastikan keberadaan orang utan tersebut dan kalau memang ada kita coba upayakan tindakan lebih lanjut kalau memang itu perlu di evakuasi,” terang Fungsional PEH BKSDA Kaltim, Witono.

Witono membenarkan adanya keberadaan orang utan tersebut dilihat dari pohon pisang yang rusak terurai yang diakibatkan perbuatan orang utan tersebut. “Yang diambil itu bagian tengah atau umbutnya yang dimakan oleh orang utan itu,” ucapnya.

Witono menjelaskan, keberadaan orang utan tersebut mendekati pemukiman warga lantaran perubahan fungsi lahan yang dulu awalnya habitat bagi orang utan. Karena sekarang berubah fungsi dan banyaknya pembukaan lahan jadi kemungkinan besar yang mencari sumber makanan untuk bertahan hidup.

“Secara naluri alamiah dia akan menghindar apabila ketemu manusia. Namun apabila merasa terancam maka dia akan melakukan usaha untuk mempertahankan diri, itu yang kita hindari dan masyarakat jangan melakukan tindakan yang konyol atau mendekati atau bercengkrama secara langsung cukup memantau dari jauh jangan sampai beraktivitas atau mendekati orang utan tersebut,” tutupnya.

Namun, hingga menjelang malam, orang utan tersebut belum menampakkan diri, sehingga upaya observasi akan dilanjutkan esok hari. (zul)
Editor: M Khaidir

Baca berita BusamID seputar Kaltim, Samarinda dan lainnya melalui Google News

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *