Samarinda, Busam.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) dalam hal ini Dinas Kesehatan (dinkes) Kaltim menargetkan penurunan prevalensi balita stunting di angka 4,95 persen tiap tahunnya. Hal itu agar target nasional 14 persen di tahun 2024 bisa terkejar. Target itu sebagaimana pernah disampaikan Gubernur Kaltim Isran Noor beberapa waktu lalu.
Kadinkes Kaltim Jaya Mualimin mengatakan, dengan kondisi itu tentu perlu kerja sama yang solid antar perangkat daerah agar target yang dipatok bisa tercapai.
“Pada akhir 2023, target penurunan stunting Kaltim dipatok menjadi 18,9 persen, dan pada akhir 2024, mencapai 14 persen. Perlu kerja yang keras dari semua pihak yang berkepentingan dan tetap kita akan upayakan mencapai target,” ucapnya, Sabtu (4/2/2023).
Jaya menjelaskan, 2022 Provinsi Kaltim mengalami peningkatan prevalensi balita stunting sebesar 1,1 persen dari 22,8 persen. Jika dibanding pada angka stunting tahun 2021, artinya ada kenaikan menjadi 23,9 persen.
“Secara nasional, prevalensi balita stunting berdasarkan provinsi menunjukkan hanya Bali yang sudah di bawah patokan rencana pembangunan jangka menengah nasional (14 persen), dengan prevalensi delapan persen, sedangkan untuk Kaltim berada di posisi 16 stunting tertinggi setelah Kalimantan Selatan,” ucapnya.
Dikemukakannya, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menduduki stunting tertinggi dengan angka 35,3 persen meskipun mengalami penurunan dari tahun 2021 sebesar 37,8 persen.
Ditambahkannya, terkait upaya yang dilakukan dalam penurunan stunting memerlukan komitmen yang kuat dari semua pihak. Tidak hanya komitmen di tingkat pusat, upaya advokasi komitmen pemerintah daerah juga harus optimal.
“Setelah itu, kolaborasi kerja berbagai pihak menjadi kunci untuk memastikan konvergensi antar program hingga ke tingkat desa/kelurahan untuk menurunkan stunting,” pungkasnya. (dit/adv/diskominfokaltim)
Editor: Redaksi BusamID