Samarinda, Busam.ID – Perayaan kelulusan SLTA dengan wisuda seperti perguruan tinggi, ternyata dirasa memberatkan orang tua murid.
Keberatan orang tua murid itu selaras dengan Surat Edaran Kemendikbudristek yang baru-baru ini dikeluarkan.
Surat edaran tersebut berkaitan kegiatan wisuda di satuan pendidikan, mulai dari PAUD, TK hingga SMA.
Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2023, mengatur tentang Kegiatan Wisuda pada Satuan Pendidikan Anak Usia Dini, Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar, Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Menengah Pertama dan Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Menengah Atas.
Isi dari surat edaran itu menegaskan bahwa kegiatan wisuda tidak bersifat wajib dan tidak boleh membebani orang tua atau wali murid.
Melalui akun media sosial resmi (@kemdikbud.ri), Kemendikbudristek mengklarifikasi pentingnya memahami bahwa kegiatan wisuda adalah upaya untuk merayakan perjalanan pendidikan para siswa dan bukanlah kewajiban bagi mereka.
Dengan demikian, tidak seharusnya kegiatan wisuda menjadi beban bagi orang tua atau wali murid.
Kebijakan menelurkan surat edaran tersebut diambil, setelah pihak Kemendikbudristek menerima banyak aduan terkait keberatan orang tua dan wali murid atas biaya acara pelepasan yang sering memerlukan iuran atau kontribusi yang cukup besar.
Keadaan ini mengundang perhatian dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda, Asli Nuryadin.
Nuryadin menyambut baik kebijakan Kemendikbudristek sebagaimana dituangkan dalam surat edaran serta menegaskan bahwa sebagai daerah, mereka tidak boleh bertentangan dengan kebijakan pemerintah pusat.
Ia menjelaskan bahwa kebijakan tersebut merupakan respon mengakomodasi beragam keluhan dan keberatan para orang tua murid yang merasa terbebani dengan biaya acara pelepasan.
Menurut Nuryadin, pihak sekolah dapat bijaksana dalam menyikapi kegiatan wisuda.
“Selain memahami tujuan perayaan dan kepentingan keluarga murid, sekolah juga harus mempertimbangkan potensi kolaborasi dengan paguyuban, komite, atau OSIS dalam merencanakan acara agar biaya dapat diminimalisir,” jelasnya pada Busam.ID, Rabu (2/8/23).
Dengan mengadakan kegiatan wisuda di sekolah dan melibatkan unsur-unsur budaya lokal, maka biaya dapat lebih terkendali.
Nuryadin menambahkan bahwa orang tua memiliki hak untuk menolak acara wisuda jika merasa terbebani secara ekonomi.
“Jika ada pihak sekolah yang memaksa atau memberikan sanksi atas penolakan tersebut, orang tua dapat melaporkannya ke pihak Disdikbud Kota Samarinda untuk ditindaklanjuti,” tegasnya.
Dalam kesimpulannya, kebijakan Kemendikbudristek yang tidak mewajibkan kegiatan wisuda, menjadi langkah positif untuk meringankan beban orang tua atau wali murid.
Dalam menanggapi kegiatan wisuda, Nuryadin mengajak pihak sekolah dan orang tua untuk bersikap bijaksana, sehingga acara tersebut tetap berlangsung meriah dengan mengedepankan nilai-nilai budaya Indonesia, namun tidak memberatkan pihak-pihak terkait.
Nuryadin mengatakan, pihaknya akan membuat turunan dari surat edaran tersebut dan akan segera disosialisasikan kepada sekolah-sekolah di Kota Samarinda dalam waktu dekat.
“Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan para siswa dapat menempuh perjalanan pendidikan mereka dengan lebih ringan dan berkualitas, dan pada akhirnya menjadi generasi yang bermanfaat bagi masyarakat,” tutup Nuryadin.
Selain itu, Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) Kota Samarinda, Mulyadi, juga turut menanggapi hal tersebut.
“Ya kita menyikapi aturan tersebut dengan bijak dan tentunya mensosialisasikan hal tersebut kepada para orang tua murid,” jelas Mulyadi.
Menurutnya, acara wisuda yang menggunakan penyerahan toga serta diadakan di lokasi yang mewah banyak memberatkan orang tua murid.
“Itu yang menjadi persoalan, mau ada acara juga sebenarnya tidak masalah, tapi tetap harus melalui musyawarah dan kesepakatan orang tua, dan biasanya memang bukan sekolah yang secara langsung mengadakan,” tambahnya.
“Terpenting, bagaimana anak didik itu bahagia setelah lulus, dan untuk acara bisa diganti dengan acara lain yang sesuai dengan budaya kita sehingga lebih terasa manfaatnya,” tutup Mulyadi. (Ryan)
Editor : A Risa