Balikpapan, Busam.ID – Pembangunan rumah singgah ditargetkan selesai dilaksanakan pada akhir tahun 2024 ini. Pembangunan rumah singgah tersebut merupakan salah satu upaya mengatasi dampak sosial dari pemindahan ibu kota negara (IKN).
Kepala Dinas Sosial Kota Balikpapan Edi Gunawan menyebutkan, hingga Oktober pembangunan rumah singgah di Balikpapan saat ini progresnya sudah mencapai 50 persen. Menurutnya, pembangunan rumah singgah untuk bisa menampung sementara gelandangan dan orang telantar di Balikpapan yang merupakan pintu gerbang IKN.
“Banyak pendatang orang terlantar kita kembalikan daerah asal melalui bantun provinsi, paguyuban, organisasi sosial,” katanya kepada wartawan, Senin (28/10/2024).
Ia menjelaskan, pengerjaan pembangunan rumah singgah ditargetkan rampung pada akhir Desember 2024. Pajang bangunan rumah singgah mencapai 15 meter dan lebar bangunan mencapai 65 meter.
“Bangunan rumah singgah memiliki dua lantai, untuk lantai atas tempat penampungan dan lantai bawah untuk gudang dan kamar mandi,” terangnya.
Dia menyampaikan, untuk pembangunan rumah singgah dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU), dan Dinsos hanya mengusulkan saja. “Kalau mau kita fasilitas yang ada di rumah singgah itu sesuai dengan standar, ada tempat tidur, lemari pakaian, kamar mandi, dapur dan lainnya,” pungkasnya
Edy menambahkan, kita siapkan fasilitas kursi roda sampaikan penyerahan ke dinsos daerah setempat dan didampingi petugas. “Tidak semua kami bantu pulangkan, tapi ada pendataan terlebih dahulu, apakah layak untuk dibanti,” tuturnya.
Adapun kelengkapannya, standar rumah singgah, ada tempat tidur,ada kunjungan-kunjungan, ada pendampingan-pendampingan.
“Yang penting gini, permakanan, itu tiga kali sehari jadi tanggung jawab pemerintah, ada dari pemerintah Kota, Pemerintah Provinsi Kaltim, Pemerintah Pusat,” akunya.
Kata dia, keberadaan rumah singgah tersebut, diperuntukan bagi yang terlantar. Sehingga mereka ditempatkan sementara sebelum dipulangkan ke kampung halamannya. “Rumah singgah penting untuk memanusiakan manusia, paling tidak ada tempat berteduh, tempat berlindung dan tempat kebutuhan hidup, sambil menunggu waktu mereka dikembalikan,” ujarnya.
“Sampai mereka dikembalikan ketempat asal, kan rumah singgah namanya, atau dicarikan pekerjaan, ya macam-macam lah, ya bagi yang terlantar.” ujarnya. (Muhammad M/Advertorial Diskominfo)
Editor: M Khaidir