Samarinda, Busam.ID – Program gotong royong bersih lingkungan di tingkatan Rukun Tetangga (RT) merupakan kegiatan rutin masyarakat yang ada di Kota Tepian. Termasuk di lingkungan RT 01 Air Putih Samarinda Ulu, yang setiap minggu mengadakan kerja bakti membersihkan kampung terutama saluran parit atau buangan air. Sehingga ketika hujan, air tidak sampai menggenang menjadi banjir dan menyusahkan warga sekitar.
Kegiatan rutin kerja bakti warga itu, sayangnya kurang mendapat dukungan langsung pihak Pemkot dalam hal ini Dinas Kebersihan. Buktinya sampah menumpuk hasil kerja bakti, sering lambat diangkut petugas sampah sehingga menciptakan bau dan pemandangan yang tak enak bagi warga.
Keluhan itu disampaikan Hartanto salah satu warga di RT 01 Air Putih Samarinda Ulu. Pria yang nampak bersemangat membersihkan parit di sekitar area rumahnya ini mengeluhkan, sampah hasil kerja bakti selalu diangkut sore/malam hari bahkan pernah sampai bermalam. Ini menjadi ganjalan bagi warga yang menginginkan lingkungannya bersih sehingga bersemangat turut kerja bakti.

“Kami kerja bakti ini juga bentuk dukungan buat pemerintah, makanya kami minta support lah. Minimal ada kendaraan yang bisa segera mengambil sampah terkumpul hasil kerja bakti. Kita kumpulkan sampahnya, mobil kebersihan datang langsung kita naikin,” lugas Hartanto.
Sabtu, (11/12/2021) RT 01 Air Putih Samarinda Ulu melakukan gotong royong membersihkan lingkungan sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah Bakti Lingkungan. Kerja bakti dipimpin langsung Ketua RT 01 Aslin Noor, dengan peralatan seadanya warga turun melakukan pembersihan dan pemeliharaan lingkungan.
Alin sapaan akrabnya menjelaskan selama ini warga masyarakat RT 01 selalu mengadakan kerja bakti, meskipun sering terkendala hujan.
“Jadi kerja bakti ini sudah kami jadwalkan rutin. Meski tak jarang terkendala hujan. Pas jadwalnya kerja bakti, tiba-tiba hujan akhirnya batal gotong royong warga,” ungkap Alin.
Menurut Alin, jika saluran pembuangan air tidak dibersihkan rutin, maka penanganan banjir di Kota Tepian akan sulit dientaskan. Sebab banjir terjadi karena air hujan menggenang, tidak bisa mengalir ke sungai lantaran parit dan got sebagai saluran pembuangan macet akibat buntu oleh tumpukan sampah dan lumpur.
Selain saluran pembuangan air di lingkungan warga yang wajib rutin dibersihkan, Alin menilai pentingnya juga pengerukan sungai sebagai muara pembuangan. Sebab jika sungai dangkal, maka volume penampungan air dari pemukiman ketika turun hujan menjadi terbatas sehingga gampang meluap. (mm/an)








