Samarinda, Busam.ID – Musibah kebakaran di Depo Pertamina Plumpang Jakarta yang menewaskan 18 orang pada Jumat (3/3/2023) malam, disebabkan lokasi depo yang rapat bersebelahan dengan pemukiman warga, mengingatkan medan yang sama di Kota Samarinda. Lokasi Depo Pertamina Cendana Samarinda, juga rapat dikelilingi pemukiman warga.
Tercatat di sekitar area Depo Pertamina Cendana itu ada kurang lebih 700 rumah berdiri. Tak ayal, kebakaran Depo Pertamina Plumpang Jakarta itu, memantik kekhawatiran kejadian serupa pada kurang lebih 700 KK dan keluarganya yang mendiami kawasan Jl Cendana sekitar depo.
Dari penampakan visual udara yang diambil BusamID, terlihat Depo Pertamina Cendana dikelilingi oleh pemukiman padat penduduk. Terdiri RT 16, RT 17, RT 18, RT 19, RT 27, RT 28 dan RT 29 yang lokasinya tepat berada di Ring 1 Depo Pertamina Cendana.
Tak luput pemandangan beberapa sekolah juga tampak berada di kawasan yang sama (Ring 1) yaitu SDN 001 dan juga SMPN 40.
Tim BusamID mencoba mengunjungi salah satu gang, dipilihlah gang 5B yang tepat berbatasan langsung dengan Depo Pertamina Cendana.
Kawasan pemukiman warga di Gg 5B dengan Depo Pertamina hanya dibatasi beton setinggi kurang lebih 3,5 meter serta anak sungai selebar kurang lebih 3 meter.
Di Gg 5B Cendana tersebut administrasi dan guyub warga terhimpun dalam RT 16. Ketua RT 16 Taufik ketika dijumpai media ini, menyatakan kekhawatiran warga yang dipimpinnya, apabila suatu saat Depo Pertamina Cendana mengalami kebakaran.
Taufik mengatakan, bahwa dirinya dan juga warga, sudah memiliki kekhawatiran terkait musibah yang dapat terjadi di lingkungan mereka, bahkan sebelum kasus kebakaran di Plumpang terjadi.
“Saya sudah hampir 20 tahun tinggal di sini. Perihal kebakaran di Jakarta, tentu kami kaget dan langsung seketika juga sadar bahwa kami yang tinggal di sini (sekitar Depo Pertamina Cendana-red) juga berpotensi sama. Sempat ribut di grup WA lingkungan saya saat kebakaran di Jakarta itu terjadi. Untuk urusan cemas, sudah lama kami di sini sebenarnya cemas,” terang Taufik kepada BusamID pada Senin (6/3/2023).
Ia juga mengatakan, di lingkup RT 16 yang dipimpinnya, terdapat lebih dari 100 rumah berbatasan langsung dengan dinding pembatas Depo Pertamina tersebut.
“Untuk RT 16 sendiri ada lrbih 100 rumah yang berbatasan langsung dengan depo. Untuk keseluruhan yang masuk di Ring 1, mungkin sekitar 600 sampai 700-an rumah ya yang berbatasan langsung dan terdampak,” imbuh Taufik.
Terkait mitigasi bencana yang diberikan oleh Pertamina, menurut Taufik sejak dua tahun lalu, Pertamina sudah memasang dua sistem hidran untuk mengantisipasi musibah kebakaran. Namun melihat luas kawasan pemukiman yang mengapit depo, ketersediaan dua unit hidran itu dirasakan masih kurang.
“Dua tahun ini ada dipasang 2 sistem hidran, namun saya rasa ini masih kurang. Harusnya ditambah lagi hingga ke daerah depan, karena itu padat juga dan berbatasan langsung juga dengan dinding. Mungkin 2 buah lagi agar dapat maksimal jika memang suatu saat terjadi kebakaran di sini,” paparnya.
Lebih lanjut Taufik menuturkan, sejak pergantian pimpinan Depo Pertamina Cendana dari yang sebelumnya, warga sekitar depo merasakan berkurangnya perhatian yang diberikan oleh perusahaan minyak negara itu.
“Dulu waktu masih Pak Satrio yang memimpin Depo Cendana ini, kami warga sekitar diperhatikan banget ya. Semenjak berganti, sudah mulai berkurang perhatiannya. Selain itu, ada beberapa warga yang protes atas getaran yang terjadi di rumahnya akibat aktivitas bongkar muat dengan kendaraan besar yang melintas di dalam depo. Bahkan hingga jarak 100 meter getarannya masih terasa. Warga takut rumahnya rusak,” beber Taufik.
Menurut Taufik, warga berharap Pertamina lebih memperhatikan lingkungan yang berbatasan langsung dengan Depo Pertamina, menambah fasilitas sistem hidran dan aktif memberikan edukasi mitigasi bencana, khususnya kebakaran.
Salah seorang warga di RT 16, Wahidi, yang sudah tinggal selama 43 tahun di Gg5 B, ia dan keluarganya juga mengkhawatirkan yang sama. Pria yang tinggal di lokasi tersebut sejak tahun 1980 ini menilai, pihak Pertamina mestinya lebih aware terhadap safety dan keselamatan lingkungan dan sekitarnya.
“Sudah lihat di facebook terkait berita di sana (Plumpang-red), pastinya kami takut-takut juga. Namun kita doakan yang terbaik saja lah, semoga tidak terjadi hal yang demikian di wilayah ini,” ucap Wahidi.
Ia juga mengatakan informasi terkait Relokasi Depo Pertamina yang akan dipindah ke daerah Palaran.
“Dulu sempat ada isu itu bahwa Depo Pertamina Cendana ini akan dipindah, faktanya sampai sekarang tidak ada kejelasan. Bahkan sepertinya tangki Pertamina yang besar-besar itu semakin bertambah volume dari sebelumnya. Intinya semoga Pertamina selalu siap jika memang suatu saat terjadi kebakaran di sini. Tapi kami para warga berharap, kebakaran tidak sampai terjadi di sini. Naudzubillah min dzalik jangan sampai itu terjadi,” ungkap Wahidi.
Pihak Pertamina dalam hal ini Humas Pertamina Regional Kalimantan, Ispi, ketika dihubungi media ini melalui aplikasi Whatsapp, belum menanggapi. (RYAN)
Editor : Risa Busam.ID