Ortu Murid Tuntut Kepala SD Negeri 003 di Samarinda Mundur

Busam ID
Spanduk penolakan Hj. Nurul Afriyani melanjutkan kepemimpinannya sebagai Kepala SD Negeri 003 Sungai Kunjang, Kamis (16/1/2025). Foto by Zulkarnain

Samarinda, Busam.ID – Spanduk berukuran 4 x 1 meter bertuliskan “Seluruh guru dan orang tua SD Negeri 003 Sungai Kunjang Menolak Keras Hj. Nurul Afriyani melanjutkan kepemimpinannya sebagai Kepala Sekolah. Spanduk terpasang di pintu pagar Sekolah, Kamis (16/1/2025).

Selain dipasang di pintu pagar, spanduk lainnya juga ada terpasang di dinding sekolah.
Spanduk tersebut dipasang sebagai puncak kesabaran para orang tua (Ortu) murid dan para guru di sekolah tersebut atas ketidakpuasannya terhadap cara kepemimpinannya Hj. Nurul Afriyani
“Kami meminta Ibu Nurul untuk turun dari jabatannya. Kami sudah cukup lama bersabar dan beberapa kali mengadukan hal ini ke dinas pendidikan. Namun, tidak ada solusi konkret.

Masalah utama adalah pemecatan sejumlah guru yang terjadi di tengah kondisi sekolah yang sudah kekurangan tenaga pengajar,” ujar Bungalia, salah seorang ortu murid.
Ia menambahkan kebijakan tersebut berdampak buruk terhadap kualitas pendidikan anak-anak.

“Sejak kelas 3 hingga kelas 5, anak-anak kami terus berganti-ganti guru. Nilai mereka menurun drastis karena pergantian guru yang tidak konsisten. Beberapa guru honorer yang telah lama mengajar di sekolah ini diberhentikan tanpa pengganti yang memadai. Bahkan, petugas perpustakaan dan koperasi terpaksa mengisi kekosongan sebagai guru,” tambahnya.

Bungalia juga menyoroti kurangnya perhatian terhadap hak-hak anak, seperti minimnya kegiatan sekolah.
“Setiap 17 Agustus, tidak ada anggaran untuk perlombaan kenegaraan. Orang tua murid terpaksa menggalang dana sendiri untuk mengadakan lomba,” katanya.

Selain itu, ia mengkritik cara komunikasi Hj Nurul yang dianggap kasar dan tidak sesuai dengan lingkungan pendidikan anak-anak.
Masalah teknis juga menjadi sorotan, seperti jadwal ulangan yang tidak konsisten dan soal ujian yang sering kali belum siap.

“Ada soal ulangan yang diberikan mendadak tanpa persiapan karena belum selesai difotokopi. Hal ini menyita waktu belajar anak-anak kami,” ungkap Bungalia.
Ortu murid lainnya, Diana, menyoroti masalah penugasan guru yang dinilai tidak sesuai.

“Bagaimana bisa seorang lulusan SMA dijadikan wali kelas, sementara guru yang berlatar belakang sarjana pendidikan (S.Pd) tidak dipertahankan? Seharusnya, kebijakan seperti ini dipertimbangkan dengan matang demi kualitas pendidikan anak-anak,” ujarnya.
Masalah buku pelajaran yang tidak tersedia tepat waktu juga menjadi tuntutan.

“Kami sudah meminta kepala sekolah untuk menyediakan buku pelajaran, tetapi hingga tiga bulan berjalan buku tersebut belum juga ada. Ini sangat memengaruhi proses belajar anak-anak. Selain itu, ada ulangan seni musik yang diadakan meski materi belum pernah diajarkan,” keluhnya.

Bungalia mengungkapkan mediasi dengan dinas pendidikan telah dilakukan beberapa kali, namun tidak membuahkan hasil.

“Kami sudah empat kali menyampaikan keluhan ke dinas. Namun, jawaban yang kami dapatkan selalu sama, diminta menunggu enam bulan. Tidak ada solusi nyata hingga saat ini,” tuturnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Asli Nuryadin saat dikonfirmasi mengatakan masih ada kegiatan dan hanya mengirimkan pesan melalui pesan whatsapp.

“Saya sedang rapat, terkait ibu kepala sekolah yang dimaksud sedang proses BAP oleh Tim Disdik Kota Samarinda, kita tunggu hasil BAP nya” singkatnya. (zul)
Editor: M Khaidir

Baca berita BusamID seputar Kaltim, Samarinda dan lainnya melalui Google News

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *