Samarinda, Busam.ID – Sorak-sorai diiringi gelak tawa penonton pecah saat menyaksikan langsung lomba perahu tradisional di Sungai Karang Mumus (SKM) Jalan Marsda A Saleh Samarinda, Kamis (18/8/2022) siang.
Para peserta beradu kecepatan dan berusaha mengayuhkan tangannya untuk menjadi pemenang. Ya, aturan permainannya yakni para peserta wajib mendayung perahu secara manual sejauh 50 meter dari garis awal kemudian memutari bendera dan kembali lagi ke garis akhir.
Bagi siapa yang mengikuti lomba dipersilahkan untuk mendaftar secara gratis dengan syarat harus pandai berenang dan menggunakan baju pelampung.
Menurut ketua pelaksana lomba, Juni (40), kegiatan tersebut digelar sebagai upaya menyemarakkan hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-77.
“Lomba perahu dayung ini kami gelar untuk memeriahkan HUT kemerdekaan RI ke-77 itu,” kata Juni kepada awak media.
Selain bertemakan kemerdekaan, dikatakannya, lomba perahu tradisional itu juga untuk mengenang permainan saat masih kecil.
“Karena saat ini anak-anak lebih banyak main handphone. Jadi kami ingin menghidupkan lagi permainan tradisional kita-kita dulu,” ungkapnya.
Sama seperti nama perlombaannya, perahu dan alat dayung yang digunakan sangatlah sederhana. Hanya terbuat dari papan tripleks dan khusus untuk perorangan.
Tidak sedikit peserta yang ikut harus pasrah ketika perahu mereka terbalik akibat terhantam ombak sungai yang tentu tidak dapat dikendalikan oleh tenaga manual.
“Enggak pentinglah juara atau kalah. Yang penting memeriahkan kemerdekaan dan semua senang. Keseruan dan kebersamaannya yang kita cari,” ucap Arjun (50), salah seorang peserta dengan penuh semangat.
Meski baru pertama kali digelar, namun lomba itu disambut antusias masyarakat.
“Ke depannya akan kami adakan kembali dengan lebih meriah,” terang Juni.
Dalam lomba ini, panitia pelaksana juga melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, TNI Polri dan relawan gabungan yang didukung peralatan keselamatan. (dic)
Editor: Redaksi BusamID
