Jalani Profesi Influencer 9 Tahun, Julak Atui Komitmen Anti Hoaks

BusamID
Julak Atui. Ft by Ryan/Busam.ID

Samarinda, Busam.ID – Siapa yang tidak kenal Julak Atui, satu dari sekian influencer di Kota Samarinda yang kerap membuat konten video dengan genre komedi dan juga edukasi kepada masyarakat menggunakan bahasa daerah Banjar.

Meskipun sudah berumur 43 tahun, pria kelahiran asli Samarinda itu tetap semangat menghibur para pengikutnya di media sosial.

Saat ini ia cukup aktif membagikan kontennya melalui 3 platform media sosial yakni Instagram (54 ribu follower), Tiktok (100 ribu follower) dan juga Youtube.

Sebagai seorang influencer yang sudah menggeluti bidang entertain selama 9 tahun, rupanya ia juga punya sebuah pengalaman menarik terkait bahaya berita hoaks.

Pengalaman tersebut ia bagikan saat sesi podcast bersama Busam.ID di Kantor Busam.ID jalan Kesuma Bangsa, Komplek Ruko Stadion Segiri No C12.

Ia datang menggunakan setelan cukup nyentrik dengan baju kaos panjang sebagai dalaman dibalut dengan kemeja warna biru disertai motif burung Enggang, menggunakan gaya rambut ikal membuatnya terlihat seperti pria umur 30-an.

Julak Atui bersama Muhammad Khaidir saat sesi podcast di studio Busam.ID pada Jumat (5/5/23). Ft by Ryan/Busam.ID

Saat sesi podcast, ia menjelaskan asal-usul nama Julak Atui yang ia gunakan sebagai nama panggungnya dalam membuat konten.

“Sebenarnya tidak ada inspirasi apa-apa, cuma dulu waktu pertama buat konten video, saya teringat orang kampung, namanya Atui, jadi saya coba gunakan nama panggung tersebut dan bertahan sampai saat ini,” ucap Julak Atui.

Ia pun menjelaskan terkait alasan dirinya kerap membuat konten dengan suasana seperti di kampung dan menggunakan bahasa daerah Banjar.

“Biar orang-orang tidak lupa dengan suasana kampung, di kota kan sangat berbeda suasananya, lebih nyaman di perkampungan gitu. Lalu kenapa menggunakan bahasa Banjar, biar orang-orang tau bagaimana bahasa Banjar juga. Saya pribadi lebih baik pakai bahasa Banjar daripada bahasa kekinian yang kadang bahasanya tidak baik,” bebernya.

Terkait pengalaman buruknya mengenai hoaks, ia mengakui sempat termakan berita bohong yang berasal dari endorse (iklan) giftaway yang ia terima namun ternyata penipuan.

“Dulu pernah, saya dapat kerjaan untuk endorse giftaway, rupanya itu penipuan. Cukup banyak pengikut saya yang mengikuti program giftaway tersebut, kalau tidak salah 1 handphone dengan cara peserta harus story, tag dan mention temannya. Anehnya semua peserta dikatakan menang, padahal di posternya hanya untuk 10 pemenang saja. Nah, rupanya semua yang ikut giftaway tersebut diminta biaya admin dan lain-lain agar dapat mengklaim hadiah hp tersebut,” paparnya.

Pengalaman tersebut sangat menyakitkan baginya lantaran ia merasa sudah melakukan dosa karena ikut andil dalam penyebaran program giftaway tersebut.

“Oleh karena itu, saya jadi belajar untuk melakukan cek dan ricek terlebih dahulu, jangan sampai hal tersebut terulang lagi, karena jadinya akan menjadi dosa jariyah untuk saya kepada pengikut saya di medsos,” imbuh Julak Atui.

Selain itu, ia juga pernah menerima endorse sebuah tokoh politik yang ingin membuat video sindiran untuk menyerang lawan politiknya, hal itu juga menjadi pelajaran berarti untuk seorang Julak Atui.

“Video sindiran gitu pernah juga, menyerang lawan dengan video-video satir agar tidak meraih suara. Kalau sekarang saya tidak mau lagi begitu, percuma tidak berkah uangnya. Biaya endorse yang besar sekalipun tidak akan bisa sebanding dengan dosa yang saya dapat nantinya,” pungkas Julak.

Ia pun berkomitmen untuk menangkal informasi hoaks dengan cara membuat konten anti hoaks dan tidak mengambil endorse hoaks.

“Sebelum berita itu muncul di medsos, kita lihat video sampai habis dulu. Jangan cuma lihat judul. Karena sering judul berbeda dengan isi video. Kita jangan ikut membagikan berita yg tidak pasti karena secara tidak langsung malah ikut menyebarkan kejahatan. Kalau dulu ada pepatah mulutmu harimaumu, sekarang jadi jarimu, harimaumu. Mari kita perbanyak sosialisasi, karena skrg banyak berita hoaks daripada yang benar. Jadi ayo sama-sama kita buat sosialisasi anti hoaks, biar banyak masyarakat yg paham dan semakin cerdas,” (RYAN)

Editor : Risa Busam,ID

Baca berita BusamID seputar Kaltim, Samarinda dan lainnya melalui Google News

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *