Potensi Indonesia Sebagai Produsen Utama Karet di Dekade Mendatang

BusamID
Dinas Perkebunan Kaltim menggelar Bimbingan Teknis Pembinaan Pasca Panen Karet di Desa Selerong Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser. Ft by Dok. Diskominfo Kaltim

Samarinda, Busam.ID -Indonesia sebagai negara produsen karet terbesar kedua di dunia, berpotensi besar untuk menjadi produsen utama karet dunia di dekade mendatang.

Hal ini terutama karena faktor ketersediaan sumber daya alam karet di Indonesia yang melimpah, sehingga mampu meningkatkan produksi dan produktivitas karet dunia.

Terutama di wilayah Kalimantan Timur yang memiliki kondisi agroekosistem ideal untuk pengembangan komoditi unggulan seperti kelapa sawit, karet, kakao, lada, kelapa dan komoditas lainnya.

Potensi pasar komoditas perkebunan semakin menjanjikan seiring dengan peningkatan permintaan, baik di pasar domestik maupun pasar dunia terhadap produk berbahan baku komoditas perkebunan. Khususnya produk karet dari perkebunan rakyat dengan kadar karet tinggi dan keadaan yang cukup kering, sehingga mendapatkan harga tinggi dibandingkan dengan yang memiliki kadar karet rendah dan basah.

Dalam rangka memperoleh peluang pasar bagi produsen atau pelaku usaha produk karet, Dinas Perkebunan Kalimantan Timur telah menyelenggarakan Bimbingan Teknis Pembinaan Pasca Panen Karet di Desa Selerong, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser beberapa waktu yang lalu.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Ahmad Muzakkir, yang diwakili oleh Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Andi Siddik, menyatakan bahwa perbaikan mutu bahan olahan karet (BOKAR) merupakan langkah penting dalam meningkatkan mutu produk karet.

Andi menjelaskan bahwa permasalahan yang sering dihadapi dalam pengolahan BOKAR di Kalimantan Timur cukup kompleks, antara lain tingginya kadar air dan penggunaan bahan pembeku lateks yang tidak direkomendasikan.

“Penggunaan bahan pembeku yang tidak tepat, seperti pupuk urea atau tetelan kayu pohon karet, dapat mengakibatkan penurunan harga jual karet tersebut karena biaya pengolahan di pabrik meningkat dan mutu produk karet menjadi rendah,” jelas Andi.

Diharapkan bahwa dengan peningkatan mutu BOKAR, akan terjadi peningkatan nilai jual dan terjalin kerjasama yang baik antara anggota kelompok tani dan UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bersama).

Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk karet Indonesia di pasar global.

“Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, kondisi agroekosistem yang sesuai, serta upaya peningkatan mutu bahan olahan karet, Indonesia berada dalam posisi yang menguntungkan untuk menjadi produsen utama karet dalam dekade mendatang,” tutup Andi.
(ADV/PRB/RY/DISKOMINFOKALTIM)

Editor : A Risa

Baca berita BusamID seputar Kaltim, Samarinda dan lainnya melalui Google News

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *