Jakarta, Busam.ID – Penetapan Hari Raya Idul Fitri 1443 H sangat dimungkinkan akan jatuh di hari dan tanggal yang sama seperti yang ditetapkan Muhammadiyah yakni pada 2 Mei 2022. Itu artinya, ada perbedaan jumlah hari puasa antara mereka yang mengikuti penetapan awal Ramadan Muhammadiyah yang lebih dulu berpuasa tanggal 2 April lalu dan Pemerintah pada 3 April.
Lantas apa kata Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait hal itu? Wakil Ketua MUI Anwar Abbas mengatakan, perbedaan jumlah hari puasa tersebut tak bermasalah dan tak akan berdampak pada keabsahan ibadah puasa. Artinya keduanya tetap sah karena memiliki dasar.
“Ya jelas sama-sama sah, karena masing-masing punya dasar hukum yang kuat, jadi tidak usah dipermasalahkan,” kata Anwar seperti dikutip dari laman detik.com, Selasa (26/4/2022).
Perbedaan dan dasar hukum yang dimaksud oleh Anwar Abbas adalah, Muhamamdiyah dalam menetapkannya menggunakan metode hisab untuk penentuan awal bulan Ramadan dan Syawal, sedangkan pemerintah menggunakan metode rukyat.
“Perbedaan akan selalu ada, seandainya kedua metode itu sama-sama digunakan, kecuali ada kesepakatan baru dintara kedua aliran tersebut. Ya jadi wajar-wajar saja, karena memang kedua metode itu ada dasarnya. Kita bisa menggunakan hisab, dan bisa gunakan rukyat,” ujarnya menjelaskan.
Untuk lebaran tahun ini, Anwar mengimbau agar masyarakat tetap patuh terhadap protokol kesehatan. Sehingga tidak terjadi penularan bahkan lonjakan kasus covid-19.
“MUI mengimbau kepada umat Islam, dan masyarakat luas, pada kesempatan lebaran tahun ini, tetap jaga protokol kesehatan karena negeri kita masih belum usai dalam hadapi pandemi. Kewaspadaan dari semua pihak, dan saling menjaga itu penting,” katanya.
Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan hilal Idul Fitri 1443 H berpotensi terlihat pada 1 Mei 2022 berdasarkan hisab. Atas perhitungan itu, Hari Raya Lebaran 2022 kemungkinan bakal jatuh di hari yang sama dengan keputusan yang telah ditetapkan Muhammadiyah, yaitu pada 2 Mei 2022.
Sidang isbat rencananya digelar pada 1 Mei 2022. Sidang isbat bakal berlangsung di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama dan akan didahului proses pengamatan hilal yang dilakukan di 99 titik lokasi di seluruh Indonesia. (detik.com)
Editor: Redaksi BusamID