Solo, Busam.ID – Salah satu Graha Batik yang masih mempertahankan pakem motif khas Kota Solo Jawa Tengah (Jateng) adalah Graha Batik Cempaka. Terletak di tengah-tengah Kampoeng Batik Laweyan suasana tempo dulu pun masih terasa saat menyusuri jalan-jalan Kampung Laweyan, yang dihiasi tembok-tembok tinggi di sisi jalannya.
Di Graha ini, batik sudah diproduksi sejak tahun 1980 dengan ciri khasnya yakni Batik Khas Solo. Owner Graha Batik Cempaka, Dhany Arifmawan menjelaskan, tempatnya ini sering dijadikan kegiatan kunjungan dari banyak pihak untuk melakukan pendidikan. Karenanya minat yang datang ke Graha Batiknya tersebut cukup ramai.
“Alhamdulillah mas, kalau peminat masih banyak, dan bahkan bertambah untuk akhir-akhir ini, karena wisata juga kan udah dibuka, tidak seperti dua tahun yang lalu saat covid, itu sepi sekali. Tapi ini sudah ramai, dan apalagi kita juga punya workshop sekaligus tempat edukasi, jadi membuat pengunjung semakin tertarik untuk datang,” ujar Dhany kepada tim Busam.ID, Sabtu (3/12/2022).
Ditanyakan terkait omset setiap bulannya, Dhany memperkirakan ratusan juta rupiah. Dan bahkan bisa lebih jika Grahanya ramai dikunjungi seperti dalam beberapa waktu terakhir ini.
“Kalau untuk omset satu bulan itu, kurang lebih ada di kisaran seratus jutaan lah,” ucapnya.
Ditambahkannya, batik yang paling diminati itu motifnya bervariasi, misalnya Romo Mangun, Truntum dan lain-lain.
“Kalau yang diminati itu motifnya banyak, bahkan ada yang request seperti motif VW mobil jerman, atau Harley misalnya, tapi biasa lebih sering itu yang Ready to Wear, seperti kemeja lengan pendek untuk sehari-hari, maupun kemeja untuk bekerja,” terangnya.
Di Graha Batik Cempaka, lanjutnya, untuk kisaran harga yang terjangkau menengah ke bawah juga ada, mulai harga seratus ribuan sudah bisa membawa pulang kain batik bagus. (dit)
Editor: Redaksi BusamID