Tak Setuju Pemindahan IKN Tempuh Judicial Review

BusamID
Endro S Efendi, Ketua PWI Kaltim. (Facebook) Berita selengkapnya klik Endro S Efendi, Ketua PWI Kaltim. (Facebook)

Samarinda, Busam.ID – Video viral yang menyinggung warga Kaltim dengan komentar menohok ‘tempat jin buang anak’, ditanggapi Ketua PWI Kaltim Endro S Efendi. Menurut Endro cuitan Edy Mulyadi dalam video itu menunjukkan kecemburuan terkait pemindahan ibukota negara ke salah satu wilayah di Kaltim. Sekali pun dari sudut pandang keuangan Indonesia dalam kondisi tidak siap, namun tujuan jangka panjang kebaikan bangsa itu yang lebih diutamakan.

“Sisi keuangan bisa dicarikan jalan dengan kemitraan. Pemerintah punya cara koq,” komentar Endro.
Yang disayangkan dari pernyataan Edy M itu menurut Endro, cuitan diskriminatif tentang Kaltim tempat jin buang anak.

“Jika tidak setuju pemindahan IKN silahkan tempuh jalur judicial review atau cara-cara lain yang diatur konstitusi. Begitu mekanisme kenegaraan kita,” imbuh Endro.

Edi M mengunggah di kanal Youtube miliknya Selasa, 18 Januari 2022 lalu. Dia bersama sejumlah pihak lainnya menyatakan penolakan terkait pemindahan ibu kota ke Kaltim

Endro lantas menyitir kiprah Edy M yang sebelum terjun ke politik adalah seorang jurnalis. Menurut Endro, pernyataan Edy M itu kurang mencerminkan intelektual seorang jurnalis, lantaran terdapat pernyataan sarkas yang menyinggung sesama anak bangsa.

“Sebagai wartawan senior, sepatutnya menjadi contoh kami yang muda-muda, yang masih belajar menjadi wartawan profesional,” sebut Endro didampingi Sekretaris PWI Kaltim Wiwid Marhaendra Wijaya dan Ketua Bidang Pembelaan Wartawan PWI Kaltim, Abdurrahman Amin.

Endro menyebutkan, jika pun tidak setuju dengan pemindahan ibu kota negara, banyak peluang dan ruang dalam menyampaikan aspirasi. Bisa melalui judicial review, hingga jalur lain yang diatur secara konstitusional.

“Bisa disampaikan alasan penolakan secara rasional dan berdasarkan kajian ilmiah. Bukan justru menyakiti hati warga Kaltim dengan menyebut daerah ini sebagai tempat jin buang anak,” sebut Endro.

Apalagi imbuh Endro, selama ini Kaltim memberikan kontribusi pembangunan kepada negara tidak sedikit. Bersama penghasil devisa terbesar lainnya di Indonesia, seperti Aceh, Riau dan Papua, hasil kekayaan Kaltim selama ini dikeruk dan lebih banyak dinikmati warga di Pulau Jawa.

“Setelah menikmati hasil kekayaan Kaltim dengan segala fasilitas yang mewah, kemudian menyebut Kaltim sebagai tempat jin buang anak. Ini kan sudah keterlaluan,” tambah Endro.

Endro menyampaikan, para wartawan senior di Kaltim juga menyesalkan apa yang disampaikan kader salah satu partai tersebut.

“Para wartawan legend Kaltim juga prihatin jika ada wartawan yang menyampaikan aspirasi dengan cara kurang elok dan santun,” sambungnya.

Ia berharap, Edy Mulyadi menyadari perkataannya dan meminta maaf. “Indonesia ini negara kesatuan. Tidak boleh ada satu pun kelompok warga yang merasa lebih hebat dari kelompok lain,” pungkas alumnus PPRA 57 Lemhannas RI ini. (sbr knsc/an)

Baca berita BusamID seputar Kaltim, Samarinda dan lainnya melalui Google News

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *